Jaga NU Dengan Ya Jabbar Ya Qahhar



Jaga NU Dengan Ya Jabbar Ya Qahhar
            
              Sukorejo, 25 Desember 2019 merupakan malam jum’at manis terakhir di tahum 2019. Sudah menjadi hal yang biasa di setiap malam jum’at manis para santri, wali santri, alumni, dan simpatisan berkumpul dalam satu tempat yaitu di Masjid Jami’ Ibrahimy dengan maksud dan tujuan yang sama, yaitu untuk beristighatsah bersama mengharap barokah. Namun acara malam jum’at manis kali ini terasa berbeda dari jum’at manis yang sebelumnya karena yang istiqomah membaca istighatsah kini telah tiada, yaitu Alm. KH. Muzakki Ridlwan. Untuk yang membaca istighatsah pada acara malam jum’at manis kali ini adalah KHR. Ach. Azaim Ibrahimy bersama Ust. Abd. Mu’in.
            Dalam ceramahnya di acara malam Jum’at manis kali ini, KHR. Ach. Azaim Ibrahimy menceritakan kiprah dan perjuangan kiai dan masyayikh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dalam mendirikan Nahdlatul Ulama’ dan mengembalikannya kembali ke khittah. Dalam sejarahnya pondok pesantren kita ditempati acara Muktamar NU ke-26 yang pada waktu itu menjadi tonggak sejarah kembalinya NU ke khittah Nahdliyyin. Sejarah juga menjelaskan para masyayikh pondok pesantren ini berpegang teguh Ahlussunnah Wal Jama’ah.
           
 Beliau, KHR. Ach. Azaim Ibrahimy juga mengungkapkan bahwa dari dulu hingga sekarang NU diuji  dari berbagai macam ujian. Di tengah ceramahnya beliau mengijazahkan amalan Asmaul Husna Ya Jabbar Yang Qahhar. Amalan ini berguna untuk menjaga NU dari bebagai masalah yang ada di tubuh NU. Sebelum membacanya kita tawassul terlebih dahulu kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya, kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani, dan kepada Raden Rahmat atau yang biasa disebut Sunan Ampel. Beliau mempraktekkan bacaan amalan ini sambil mengurut-urut tasbih dalam dua versi dengan dua niatan. Niat yang pertama semoga seluruh pengurus NU di semua lembaga yang benar-benar meneruskan cita-cita para pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari dan seluruh muassis NU semoga diberi kekuatan untuk berjuang dan berkhidmat dengan tulus ikhlas. Sedangkan niat yang kedua siapapun yang memanipulasi atau menyalahgunakan cita-cita Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan muassis NU semoga diberikan kesadaran dan hidayah oleh Allah SWT.

Posting Komentar

0 Komentar